Jumat, 02 September 2011

PASAR BUAH Pada suatu malam, si Joko duduk berdua dengan kekasihnya memandangi bintang-bintang di langit. “Malam ini sangat indah ya...”, tutur si Joko yang diikuti senyuman oleh kekasihnya. Sembari memandang wajah kekasihnya, Joko melanjutkan ucapannya “Sayang..., Hitam matamu bagai buah manggis, lengkung alismu seperti pisang raja, hidung mancungmu melambangkan kesegaran buah belimbing, bibir merahmu menggambarkan manisnya buah apel, halusnya kulit wajahmu melebihi halusnya buah mangga”. “Kok bisa gitu...?”, tanya kekasihnya. Spontan saja Joko menjawab “Wajahmu benar-benar seperti pasar buah..! Ha... ha... ha....!!!”.
LAUT=ISTIRAHAT Pak Ujang adalah salah satu warga kota Bandung yang kini tinggal di kota Surabaya. Selama delapan tahun ini dia tinggal di Surabaya bersama sang istri tercinta yang kebetulan asli orang Surabaya. Seperti pada hari-hari sebelumnya, dia melewati aktifitas hariannya dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang terletak di Surabaya Timur. Sampai suatu sore dia mengalami kejadian yang menggelikan karena selama delapan tahun tinggal di Surabaya dia baru tahu kalau laut (bahasa jawa), dalam bahasa Indonesia berarti istirahat. Jam dinding telah menunjuk pukul 4 sore, waktunya Pak Ujang beserta karyawan yang lain untuk pulang dari tempatnya bekerja. Sesampainya didepan pintu gerbang perusahaan, ia dihampiri seorang pemuda yang mencoba bertanya kepadanya. “Permisi Pak, nderek tangglet, satpame sampun laut to pak?, tanya pemuda tadi yang diketahui bernama Jono. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya sudah beristirahat?”). “Sanes Mas, satpame sakeng angkatan darat”, jawab Pak Ujang. (Artinya “Bukan Mas, satpamnya berasal dari angkatan darat”, karena mengira kalau arti dari pertanyaan Si Jono adalah “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya dari angkatan laut?”). Mendengar jawaban tersebut, Jono menjadi bingung. Dalam benaknya Jono berfikir mungkin suaranya kurang lantang sehingga Bapak tersebut kurang mendengar pertanyaannya. Kemudian dia kembali bertanya “Satpame wes laut to Pak?”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Apakah satpamnya sudah beristirahat?”). Pak Ujang kembali menjawab, “Sanes Mas, Satpame ndugi angkatan darat”. (Yang artinya “Bukan Mas, Satpamnya dari angkatan darat”). Mendengar jawaban itu Jono merasa sedikit kesal, kemudian dia memutuskan kembali bertanya dengan memakai Bahasa Indonesia. “Paak...!, apakah satpam di sini sedang beristirahat?”, tanya si Jono. “Ya..., bener Mas. Satpam disini sedang beristirahat. Memangnya Mas ada perlu apa?”, jawab Pak Ujang yang kembali bertanya kepada Jono. “Paman saya, namanya Pak Arif adalah salah satu satpam di perusahaan ini. Saya ingin menemuinya karena ada keperluan keluarga yang sangat penting yang ingin saya sampaikan kepadanya”, jawab Jono. “Anda langsung aja ke bagian informasi yang terletak di gedung A lantai satu”, tutur Pak Ujang sambil menunjuk salah satu gedung yang berwarna biru. “Terima kasih atas bantuannya Pak”, lanjut si Jono sambil melangkahkan kaki ke gedung A. Pak Ujang pun kembali menghidupkan motornya dan lansung tancap gas menuju rumah. Sesampainya di rumah, Pak Ujang langsung menceritakan peristiwa tadi kepada istrinya. Spontan saja istrinya tertawa mendengar cerita dari sang suami. Lalu si istri bilang sama sang suami “Mas iku yo’opo seh..., lek dek bahasa Indonesia, laut iku...., artine istirahat”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Mas itu gimana sih..., kalau di Bahasa Indonesia, laut itu artinya istirahat”). Spontan aja Pak Ujang tersenyum menahan malu mendengar penjelasan dari sang istri. Dalam hatinya dia berkata “Saya ini sudah delapan tahun di Surabaya, kok saya baru tahu kalau laut itu berarti istirahat”.

MONYET KEBINGUNGAN

MONYET KEBINGUNGAN Pada saat jam istirahat sekolah, Silvy mendatangi ketiga temannya yang sedang duduk di taman menikmati indahnya langit pagi yang begitu cerah. Silvy : Hai semua..., aku punya pertanyaan nih. Buah apa yang bikin monyet bingung? Heni : Gak tau ah...! Joni : Aku tahu aku tahu... pisang! Silvy : Kok bisa pisang, apa alasannya Jon? Joni : Karena kalau nggak ada pisang pasti monyetnya kelaparan dan mati. Silvy : Salah...! (Joni, Heni dan Agus terdiam) Agus : Nyerah deh... Silvy : Beneran..., kalian semua nyerah? (Joni, Heni dan Agus terdiam...) Silvy : Ya udah tak beritahu. Jawabannya adalah... buah jambu! Agus : (dengan rasa penasaran)Kok bisa buah jambu...? Joni : Apa alasanmu Silvy? Heni : Kok jambu... Silvy : (sambil menunjuk kepada ketiga temannya) He...he... Tuh bener kan, monyetnya pada bingung! Ha...ha...ha... Agus : (sambil tersenyum)...Awas kamu silvy, nanti ku balas kamu!

TERLAMBAT NGANGKAT

TERLAMBAT NGANGKAT Suatu hari Adi larut dalam obrolan hangat bersama Candra, teman sekaligus tetangganya. Adi : Aku punya pertanyaan Ndra!. Kalau kamu bisa menjawabnya, aku janji nanti kamu ku traktir di warungnya Pak Sholeh!. Mau ngaak? Candra : Beneran Di, entar kamu bohong lagi! Adi : Aku ini serius Ndra!. Kamu kok gak percaya sih sama sahabatmu ini! (dengan nada agak tinggi). Candra : Percaya-percaya..., apa sih pertanyaannya? Adi : Begini Ndra, saya punya tiga cerita, nanti kamu simpulkan apa kesamaan dari ketiga cerita itu?, Oke! Candra : (mengangguk...) Adi : Pertama, saya pernah melihat ada seekor sapi mati mengenaskan gara-gara hanyut terseret arus sungai Ciliwung yang sangat deras. Cerita kedua, waktu itu saya bekerja sebagai koki di sebuah restoran terkenal di Jakarta. Setelah hampir 3 bulan bekerja, saya dipecat oleh pemilik restoran itu karena telah tiga kali menggosongkan daging ayam yang sedang saya masak. Yang ketiga, saya pernah melihat seorang cewek yang baru 6 bulan menikah meloncat kegirangan dan langsung memeluk suaminya karena dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa ia positif hamil. Sekarang, apa kesamaan dari ketiga ceritaku tadi?. Candra : ...Apa ya?...(berfikir)... Nyerah deh, aku nggak tahu! Adi : Beneran nih... nyerah, nggak jadi ku traktir lho...! Candra : Ya udahlah..., beritahu jawabannya sekarang, pusing aku memikirkannya. Adi : Jawabanya adalah... terlambat ngankat! Candra : (berfikir)...ha...ha...ha...!

GAPNET

GAPNET Suatu hari Bu Evi, guru Bahasa Inggris di SMU Harapan Makmur, memberi tugas siswa kelas sepuluh IPA untuk mencari sebuah artikel di internet yang membahas tentang flora dan fauna. Tugas itu dikerjakan secara berkelompok dan setiap kelompok akan dipilih secara acak. Setelah dilakukan pengacakan terbentuklah beberapa kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 3 orang. Salah satu kelompok dari beberapa kelompok yang ada adalah kelompok III yang terdiri dari Novi, Ani dan Ria. Mereka bertiga sepakat berbagi tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dari Bu Evi. Secara kebetulan Novi bertugas untuk mencari artikel di internet, Ani bertugas menterjemahkan artikel kedalam bahasa Indonesia dan Ria bertugas untuk mengetik, mencetak dan mengumpulkan artikel tersebut ke Bu Evi. Sepulang sekolah, mereka bertiga berjalan bersama. “Nov..., jangan lupa yach..., kamu cari artikel di internet!”, tutur Ani kepada Novi. “Tenang aja, semua pasti beres!”, jawab Novi dengan meyakinkan. Tetapi dalam hati dia sangat bingung. Jangankan internet, komputer saja Novi masih belum mahir mengoperasikannya. Karena terpaksa, sore itu Novi memberanikan diri untuk pergi ke warnet untuk melaksanakan tugasnya. Sesampainya di warnet, dia langsung duduk menghadap sebuah komputer dan mengotak-atiknya. Satu jam telah berlalu, keringat dingin telah membasahi Novi, karena selama itu dia belum lakukan apa-apa, hanya otak atik mouse dan keyboard. Dengan menahan rasa malu, Novi memberanikan diri untuk bertanya kepada Mbak yang sedang jaga warnet. “Permisi Mbak..., boleh tanya!. Gimana ya... cara membuka internet itu?”. “Lho... selama satu jam itu kamu ngapain aja?”, Mbak itu balik bertanya kepada Novi. “Aku cuman otak atik mouse ama keyboard aja, nggak ada yang lain!”, jawab Novi sembari menahan rasa malu yang semakin besar. Mendengar jawaban tersebut, Mbak itu terkejut dan sambil menahan tawa dia berkata, “Ya sudahlah..., nggak apa-apa, nanti kuajarin bagaimana caranya!”. Seketika wajah Novi nampak lega karena ada yang mau berbaik hati mengajari bagaimana cara berinternet. Singkat cerita, Mbak penjaga warnet tersebut beralih profesi menjadi guru kursus kilat belajar internet. Esoknya Novi bertemu Ani dan Ria di sekolah. Kemudian Novi menceritakan pengalamannya di warnet kemarin. Setelah mendengar cerita tersebut, spontan saja mereka berdua tertawa. Tiba-tiba saja Ani menyahut, “Bentar-bentar..., aku mau ngomong nih. Jujur aja yach..., waktu pembagian tugas kemarin, aku berharap enggak kebagian tugas mencari artikel di internet, soalnya aku juga gapnet alias gagap internet, ha... ha... ha..”. Spontan saja Novi bertanya, “Hah..., An... kamu juga gapnet ta?, kalau kamu Ria?”. Sambil menahan tawa dan menundukkan kepala Ria menjawab, “Aku juga gapnet!”. “ha.. hhaa... hhhaaa...!.”.

NAIK LIFT

NAIK LIFT Icha adalah salah satu karyawan hotel berbintang lima di Surabaya. Suatu hari dia mendapat telepon dari Fitri, teman masa kecilnya dan merekapun terlarut dalam obrolan hangat. Setelah beberapa lama mengobrol, mereka mempunyai ide untuk bertatap muka secara langsung guna melepas kerinduan diantara mereka. Karena Icha sangat sibuk dengan pekerjaanya dan tak bis meninggalkannya sedetikpun, mereka memutuskan untuk bertemu di tempat Icha bekerja yaitu di hotel Saturnus lantai 10 blok 01. Singkat cerita, Fitri menuju hotel Saturnus. Sesampainya di lantai satu, Fitri kembali menelepon Icha. Fitri : Hallo... Cha... sekarang aku sudah berada di lantai satu, tolong jemput aku yach! Icha : Kamu langsung naik aja ke lantai sepuluh, liftnya disebelah resepsionis. Fitri : Aku gak berani naik sendirian, aku kan orang asing di hotel ini, entar aku dikira orang jahat lagi!. Jemput aku dong, please... Icha : Ya... okelah!. Tunggu bentar, jangan kemana-mana!. Setelah beberapa saat menunggu, batang hidung Icha muncul juga dan Icha mengajak temannya itu untuk naik ke lantai sepuluh. Icha : Aku heran sama kamu sekarang!. Fitri : Emang kenapa dengan aku Cha?. Icha : Dulu, waktu di sekolah, kamu kan cewek paling pemberani diantara yang lain, sampai-sampai kamu dijuluki cewek superman. Kok sekarang mau nemui aku aja minta dijemput segala!. Fitri : (sambil berbisik dan sedikit menahan tawa), Jujur aja Cha..., sebenarnya aku itu gak tau cara menggunakan lift...!. Icha : Hah....!!!???